Manfaat Dongeng Sebelum Tidur untuk Perkembangan Anak

Dongeng Sebelum Tidur

Kegiatan mendengarkan dongeng menarik sebelum tidur bukan sekadar rutinitas pengantar istirahat malam. Lebih dari itu, aktivitas ini memiliki peran penting dalam membentuk karakter, emosi, dan kecerdasan anak sejak dini. Melalui cerita yang disampaikan dengan kehangatan dan ekspresi penuh kasih, anak belajar memahami dunia, nilai moral, serta bahasa secara alami dan menyenangkan.

Kurangnya Interaksi Emosional di Era Modern

Di tengah kesibukan orang tua dan derasnya arus digital, anak-anak kini sering  kehilangan momen interaksi bermakna di rumah.
Waktu bersama tergantikan oleh layar gawai, dan komunikasi dua arah semakin jarang terjadi. Padahal, anak membutuhkan kedekatan emosional untuk membangun rasa aman dan percaya diri.

Kegiatan mendongeng sebelum tidur menjadi solusi yang sederhana namun efektif untuk mempererat hubungan emosional antara orang tua dan anak.
Saat suara lembut dari orang tua mengalun di malam hari, anak merasa diperhatikan dan dicintai—sebuah bentuk kasih sayang yang tak tergantikan oleh teknologi.

Menstimulasi Imajinasi dan Kreativitas Anak

Setiap anak mendengarkan dongeng, otaknya bekerja untuk membentuk gambaran visual dari karakter, tempat, dan peristiwa dalam cerita.
Proses ini menstimulasi bagian otak yang bertanggung jawab atas imajinasi dan kreativitas.

Misalnya, saat mendengar kisah mengenai Kancil yang menipu buaya, anak membayangkan sungai, hutan, dan ekspresi cerdik sang Kancil.
Dari sinilah kreativitas tumbuh—anak belajar berpikir simbolik, memahami perbedaan antara realitas dan fantasi, serta menumbuhkan kemampuan bercerita di kemudian hari.

Menurut penelitian psikologi anak dari American Academy of Pediatrics, imajinasi yang berkembang sejak dini berkontribusi langsung terhadap kecerdasan sosial, kemampuan memecahkan masalah, dan inovasi di masa depan.

Meningkatkan Keterampilan Bahasa dan Daya Pikir

Mendengarkan dongeng bukan hanya hiburan, tapi latihan berbahasa yang alami.
Setiap cerita memperkenalkan struktur kalimat, kosakata baru, dan intonasi suara kepada anak.
Hal ini membantu mereka memahami bagaimana kata-kata digunakan dalam konteks berbeda.

Selain itu, anak juga akan belajar berpikir logis saat mengikuti alur cerita—mereka belajar memahami hubungan sebab-akibat, konflik, dan penyelesaian.
Contohnya, dari cerita “Si Kancil dan Buaya,” anak dapat memahami bahwa kecerdikan dapat mengalahkan kekuatan, namun kebohongan dapat membawa masalah.

Dengan mendongeng secara rutin, orang tua secara tidak langsung menanamkan dasar literasi yang kuat sejak dini, bahkan sebelum anak belajar membaca.

Menumbuhkan Empati dan Kecerdasan Emosional

Dongeng sering menghadirkan karakter yang menghadapi berbagai situasi emosional—senang, takut, marah, atau sedih.
Ketika anak mendengar kisah semacam itu, mereka ikut merasakan emosi tokoh dalam cerita.
Proses ini melatih empati dan kecerdasan emosional (EQ) yang menjadi fondasi penting dalam hubungan sosial di masa depan.

Contohnya, melalui kisah “Bawang Merah dan Bawang Putih,” anak belajar tentang perasaan orang yang dizalimi dan bagaimana kebaikan akan berbuah manis.
Dengan memahami perasaan karakter, anak belajar menempatkan diri di posisi orang lain—sebuah kemampuan sosial yang tidak diajarkan lewat buku pelajaran.

Membentuk Nilai Moral dan Karakter Anak

Sebagian besar dongeng Indonesia maupun internasional sarat akan nilai moral.
Dari cerita-cerita seperti “Timun Mas,” “Lutung Kasarung,” hingga “Cinderella,” anak belajar membedakan mana yang benar dan salah dengan cara yang lembut dan mudah dipahami.

Mendongeng bukanlah tentang memberi perintah, melainkan memberi contoh melalui kisah.
Melalui tokoh yang baik dan jahat, anak belajar bahwa kejujuran, kesabaran, dan kasih sayang selalu membawa hasil yang baik.

Psikolog anak Jean Piaget menyebut bahwa pada usia 3–7 tahun, anak berada di tahap “pra-operasional,” di mana pemikiran moral mereka berkembang melalui simbol dan cerita.
Inilah mengapa dongeng menjadi sarana terbaik untuk memperkenalkan nilai etika tanpa membuat anak merasa digurui.

Meningkatkan Fokus dan Konsentrasi Anak

Saat anak mendengarkan dongeng, mereka akan belajar memusatkan perhatian selama beberapa menit.
Ini melatih otak mereka untuk fokus pada satu hal dalam waktu yang relatif lama, sesuatu yang sulit didapat dari tontonan digital yang serba cepat.

Cerita dengan alur jelas dan irama yang lembut membantu anak mengembangkan pola berpikir yang terstruktur.
Mereka belajar menunggu akhir cerita, memahami kronologi peristiwa, dan memproses informasi dengan sabar.
Kebiasaan kecil ini berpengaruh besar terhadap kemampuan konsentrasi mereka saat memasuki usia sekolah.

Kegiatan mendongeng sebelum tidur bukan hanya tradisi, melainkan bentuk komunikasi kasih sayang yang membangun pondasi kuat bagi perkembangan anak—baik secara emosional, sosial, maupun intelektual.
Melalui cerita yang hangat dan bermakna, anak belajar memahami dunia, mengenali dirinya, serta menumbuhkan nilai-nilai yang akan mereka bawa seumur hidup seperti penjelasan stisjogja.ac.id.

Bagikan:

Related Post

Leave a Comment